Analisis Kajian Semiotika Ferdinand de Saussure pada Desain Poster Film Dilan 1990
1. Pendahulan
Poster memiliki fungsi yang sangat
vital dalam pemasaran karya film. Sejalan dengan film, poster pun mengalami
perubahan atau evolusi dan bahkan revolusi yang disebabkan oleh munculnya
teknologi baru dan penyebaran budaya visual secara merata ke seluruh penjuru
dunia pada abad ke-20. Sepanjang sejarah yang dilewati, poster selalu menjadi
bagian yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas distribusi dan sirkulasi
produk film. Selain sebagai media promosi, poster digunakan untuk menyediakan
informasi pada publik atau masyarakat, gambaran umum mengenai narasi atau
cerita film yang dituangkan dalam gambar diam 2 dimensi (Susanto, 2012: 316).
Selain fungsi penyajian narasi umum
dari sebuah film, poster juga menyampaikan informasi mengenai fakta film. Fakta
film itu meliputi sutradara, produser, dan para bintang yang mendukungnya.
Poster juga menampilkan teks. Teks yang jelas ada, dan pasti ditonjolkan adalah
judul film, narasi kata-kata yang biasanya mengandung tema besar, dalam bentuk
slogan. Poster yang akan menjadi sorotan dalam kajian ini adalah poster promosi
film Dilan 1990 yang beberapa tahun yang lalu ramai mewarnai dunia perfilman
Indonesia.
Dilan 1990 merupakan film Indonesia
bergenre drama yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan Max Pictures yang
digawangi oleh Fajar Bustomi sebagai sutradara dan Pidi Baiq selaku sutradara
sekaligus penulis cerita Dilan. Dengan melihat poster tersebut dari perspektif
semiotika dari Saussure, di sini penulis ingin menemukan rasa dan makna yang
ada pada drama tahun 1990 yang dibangun melalui ilustrasi poster.
Asumsi awal yang menjadi pijakan
adalah bahwa kesan jadul yang ada dalam poster merupakan kreativitas tim kreatif
untuk menciptakan tanda-tanda yang bisa membuat penonton memanggil kembali
memori- memori yang pernah dialami atau diterima dalam hidup mereka. Ketika
citra visual dalam poster diposisikan sebagai tanda maka analisis diadik
Saussure menjadi penting karena kita bisa membaca kecenderungan tanda yang
digunakan oleh tim kreatif untuk menciptakan kesan tersebut. Guna memudahkan
penyususnan peta tanda, pemaknaan atas tanda, dan analisis pada tanda yang
bekerja pada poster film Dilan 1990, penulis meminjam model analisis semiotika
Saussure.
Model analisis semiotika dalam
kajian ini akan menggunakan perspektif dari Ferdinand de Saussure. Menurut
Saussure, tanda terdiri dari:
a.
Bunyi-bunyi
dan gambar (sounds and images), disebut Signifier.
b.
Konsep-konsep
dari bunyi-bunyian dan gambar disebut Signified
2. Kerangka
teoritik – Metodologi
2.1 Teori
Semiotika dari Saussure
Sign (Tanda)
Commposed of (terdiri dari)
Signifier Signified Referent (external reality)
Tanda
(sign) adalah sesuatu yang berbentuk fisik (any sound-image) yang dapat dilihat
dan didengar yang biasanya merujuk pada sebuah objek atau apsek dari realitas
yang ingin dikomunikasikan. Objek tersebut dikenal dengan referent. Dalam
komunikasi seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan
orang lain menginterpretasikan tanda tersebut. Syaratnya komunikator dan
komunikan harus mempunyai bahasa atau pengetahuan yang sama terhadap sistem
tanda (Kriyantono, 2010: 271). Sebuah tanda terdiri dari penanda (signifier)
yang merupakan gambaran fisik nyata dari tanda ketika kita menerimanya dan
petanda (signified) adalah konsep mental yang mengacu pada gambaran fisik nyata
dari tanda. Konsep mental dikenali secara luas oleh anggota dari suatu budaya
yang memiliki bahasa yang sama (Fiske, 2012: 73).
Saussure
menegaskan bahwa petanda adalah sesuatu yang bersangkut-paut dengan aktifitas
mental seseorang yang menerima sebuah penanda. Menurut Saussure, tanda
mengekspresikan ide-ide dan menandaskan bahwa dia tidak sepakat dengan
interpretasi Platonis atau istilah ide yaitu ide sebagai peristiwa-peristiwa
mental yang jadi sasaran pikiran manusia. Dengan demikian, tanda secara
implisit dipandang sebagai sarana komunikatif yang bertempat diantara dua orang
manusia yang bermaksud melakukan komunikasi atau mengekspresikan sesuatu satu
sama lain (Eco, 2009: 20).
Analisa
semiotik ini dilakukan secara menyeluruh pada poster film Dilan, dengan proses
analisa bagian perbagian. Langkah seperti ini lebih memudahkan penulis untuk
menemukan data yang ada, dan juga dalam merumuskan kategori-kategori semiotik
yang ada di dalamnya.
2.2 Teori
Warna
Selain
teori Saussure, dalam membedah visual poster film Dilan, digunakan juga teori
warna desain untuk mempertajam analisis. Warna dapat didefinisikan secara
objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
subjektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Warna
adalah suatu wujud cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia dan
menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina beraksi, yang memungkinkan
timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga mengubah persepsi
manusia. Warna terang lebih mudah untuk dilihat karena merangsang retina mata
dan menghasilkan gambar yang lebih besar. Dalam teori warna, dikenal dua
dimensi corak warna:
a.
Warna
hangat, yaitu warna yang menimbulkan kesan mendekat serta menimbulkan rasa
hangat, bergairah, semangat dan ingin beraktivitas. Misalnya warna merah, merah
jingga, jingga, kuning jingga, kuning hijau, hijau (kompisisi wama kuning lebih
banyak daripada warma biru).
b.
Warna
dingin, adalah warna yang memberi kesan menjauh serta menimbulkan rasa tenang,
dingin dan nyaman. Misalnya warna merah ungu, ungu biru, biru, biru hijau,
hijau (komposisi warna biru lebih banyak daripada warna kuning) (Darmaprawira,
2002:65)
2.3 Teori Poster
Poster
adalah salah satu alat untuk media publikasi atau media komunikasi yang
merupakan sebuah karya seni grafis yang terdiri dari perpaduan komposisi gambar
dan tulisan di atas kertas berukuran besar atau kecil. Poster pada umumnya
ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya di tempat-tempat umum atau
tempattempat tertentu yang bertujuan untuk menyampaikan informasi untuk
mengajak, membujuk, atau menghimbau kepada target audience untuk melakukan
sesuatu seperti pesan yang di sampaikan dalam poster tersebut, selain itu
poster juga telah menjadi sarana promosi dan hiburan. Horby (1974:799)
menyatakan bahwa poster sebagai plakat atau tempelan pengumuman untuk khlayak
ramai yang berbentuk gambar dengan unsur yang ditekankan adalah sebuah pesan
dan pemberitahuan dalam poster tersebut. Prinsip desain poster antara lain
sebagai berikut.
a.
Keseimbangan/Balancing
Keseimbangan
menjadi prinsip dari komposisi untuk menghindari kesan berat sebelah atas suatu
bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa. Terdapat dua jenis
keseimbangan tata letak desain yang bisa diterapkan yaitu desain simetris atau
formal dan asimetris atau non-formal.
b.
Alur
Baca/Movement
Alur
baca diatur secara sistematis oleh desainer untuk mengarahkan “mata pembaca”
dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang lain.
c.
Penekanan/Emphasis
Penekanan
bisa dicapai dengan membuat judul atau illustrasi yang jauh lebih menonjol dari
elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. Penekanan bisa dicapai dengan,
(1) Perbandingan ukuran, (2) Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau
gambar, (3) Perbedaan warna yang mencolok, (4) Memanfaatkan bidang kosong, dan
(5) Perbedaan jenis, ukuran, dan warna huruf.
d.
Kesatuan/Unity
Beberapa
bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa untuk menjadi
kelompok-kelompok informasi. Kesatuan dapat dicapai dengan, (1) Mendekatkan
beberapa elemen desain, (2) Dibuat bertumpuk, (3) Memanfaatkan garis untuk
pemisahan informasi dan perbedaan informasi, dan (4) Perbedaan warna latar
belakang.
e.
Kesan/Specific
Appeal
Poster
dirancang untuk keperluan khusus dan berdasarkan suatu tema. Hal ini untuk
memberikan “kesan” suatu sentuhan yang sesuai dengan produk, acara, atau
layanan, misalnya: Poster untuk parfum wanita terkesan feminin, lembut atau
dekoratif, poster untuk menjual truk, menggunakan warna-warna yang berat,
hurufhuruf yang tebal dan masif.
2.4 Teori
elemen visual poster
a.
Ilustrasi
Ilustrasi
adalah hasil dari visualisasi suatu tulisan dengan teknik menggambar, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk (Susanto, 2012: 190).
b.
Tipografi
Tipografi
adalah seni cetak atau tata huruf merupakan suatu kesenian dan teknik memilih
dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu,
guna kenyamanan membaca semaksimal mungkin (Susanto, 2012: 402).
c.
Tata
Letak atau Layout
Tata letak atau layout menurut adalah pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan (Susanto, 2012: 237).
2.5 Konsep
Desain Poster
Film Dilan
diadaptasi dari buku novel yang berjudul “Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990”
karya dari Pidi Baiq yang diterbitkan pada tahun 2014. Novelnya sendiri
memiliki 2 sekuel lainnya yaitu “Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku Tahun
1991” terbit pada tahun 2015 dan spin-off nya “Milea: Suara dari Dilan”
terbitan tahun 2016, yang kisahnya ditulis berdasarkan kisah nyata. Berikut
poster film dilan yang akan dianalisis :
Konsep desain poster Film Dilan
1990 dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
·
Foreground:
Judul
·
Center:
Tokoh Utama
·
Background:
Latar dalam Poster
Belakang/ Background |
||
|
Latar belakang : Jalan
setapak dengan pohon rindang Cahaya terang
keemasan dengan warna yang digunakan menggunakan warna hangat jingga berpadu
dengan warna dingin hijau tua. |
- Latar belakang
mengambarkan tempat pertemuan pertama tokoh utama. - Jalan setapak dengan pohon rindang mengambarkan suasana rindang teduh. -Cahaya terang keemasan menggambarkan cuaca yang cerah. -Warna yang dipilih menggambarkan suasanya yang teduh . |
|
Pohon dengan latar
menjadi ikon dalam latar belakang yang digunakan dalam poster. Bentuknya
besar dan menyita perhatian selain tokoh utama |
- Sebagai salah satu tanda membentuk susana rindang dan teduh |
|
Tengah/Center |
|
|
- Tokoh laki-laki
bernama Dilan, menggunakan seragam putih abuabu mengendarai motor lama dengan
merek Honda CB100. - Tokoh perempuan dengan nama Milea, menggunakan seragam SMA dengan jaket baseball berwarna merah. |
- Pakaian yang digunakan menyampaikan pesan setting pada saat SMA. Motor yang dikendarai tokoh utama menjadi tanda bahwa setting waktu film tersebut berada di tahun 1990 |
|
Properti tokoh: Motor
Honda CB 100 produksi 1975-an |
- Menjadi salah satu
tanda yang mempertegas setting waktu dan karakter tokoh dilan yang di dalam
film menjadi salah satu anggota geng motor |
|
Depan/Foreground |
|
|
-Judul Dilan 1990 berwana
putih dengan jenis huruf dekoratif -A film by Fajar Bustomi Pidi Baiq berwana putih dengan jenis huruf dekoratif yang sama dengan jenis huruf pada judul. -Dibawah judul terdapat nama pemeran utama; Iqbal Ramadhan dan Vanesha Pricilia |
- Judul Dilan 1990 mempertegasnama tokoh utama yang akan menjadi inti ceritakan dalam film yang akan ditayangkan. - Penulisan tahun 1990 disamping kanan atas judul, kembali menegaskan setting waktu yang menjadi latar kejadian film tersebut. -A film by Fajar Bustomi Pidi Baiq menunjukan sutradara film dan penulis novel Dilan 1990. - Dibawah judul terdapat nama pemeran utama Iqbal Ramadhan sebagai tokoh Dilan dan Vanesha Pricilia Sebagai tokoh Milea -Warna putih yang digunakan menimbulkan kontras dengan latar belakannya yang berwarna gelap. -Warna putih dapat diartikan sebagai warna yang mempertegas karakter dilan karena kontras dengan latar gelap. |
|
Center of Interest |
|
|
Pada point of
interest , pembaca digiring untuk melihat pada tokoh perempuan di sisi
sebelah kiri, |
Menunjukan tokoh perempuan,
Milea yang menjadi pasangan Dilan dalam film Dilan 1990. |
|
Pada point of interest, pembaca digiring untuk melihat pada tokoh Dilan di sisi sebelah kanan. |
Menunjukan tokoh
Laki- laki, Dilan yang menjadi tokoh utama. |
2.6 Analisis Pembahasan
a.
Interpretasi
Makna Denotasi Dalam Poster Film Dilan
Poster film Dilan 1990 dirilis oleh
Falcon Pictures yang rilis pada 13 Desember 2017 untuk mempromosikan film Dilan
1990 yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan Max Pictures mulai 26 Juli 2017
dan tayang pada 25 Januari 2018. Film Dilan 1990 merupakan adaptasi dari salah
satu dari 3 sequel novel best seller dari Pidi Baiq yang mengisahkan tentang
cerita laki-laki remaja yang bernama Dilan dan perempuan remaja yang bernama
Milea yang menceritakan tentang manisnya kisah dua remaja yang saling mencintai
ketika SMA di tahun 1990 yang dipenuhi dengan kata-kata puitis.
Adapun analisis dari poster Dilan
1990 yang akan dibahas menjadi tiga bagian foreground, center dan background
dengan pendekaatan semiotika Ferdinand de Saussure sebagai berikut:
·
Foreground
Tipografi headline “Dilan 1990”, “A
film by Fajar Bustomi Pidi Baiq”, dan “Iqbal Ramadhan dan Vanesha Pricilia”
menggunakan jenis font dekoratif. Font dekoratif memiliki ciri yang tidak
beraturan, agak sulit untuk dibaca dan tidak tepat digunakan sebagai body text.
Dengan tipografi warna putih yang diasosiasikan sebagai harapan, murni, lugu,
bersih, pemaaf, senang dan cinta, sehingga headlinenya memiliki makna bahwa
kisah cinta dari Dilan dan Milea terjadi ketika mereka masih lugu saat SMA dan
dipenuhi dengan berbagai harapan-harapan. Dengan demikian headline memiliki
makna tersirat sebagai gambaran dari jalan cerita dari film Dilan 1990.
Sedangkan “A film by Fajar Bustomi Pidi Baiq”, dan “Iqbal Ramadhan dan Vanesha
Pricilia” merupakan subheadline tersurat dimana Fajar Bustomi sebagai sutradara
yang menggarap film dan Pidi Baiq sebagai penulis novel sekaligus sutradara
film Dilan 1990. Selanjutnya subheadline “Iqbal Ramadhan” sebagai pemeran tokoh
utama yaitu Dilan dan “Vanesha Pricilla” sebagai pemeran tokoh Milea.
·
Center
Pada bagian layout di tengah poster
terdapat Ilustrasi. Ilustrasi menggunakan teknik fotografi dan digital imaging
sebagai representasi dari film yang merupakan jenis film feature. Film feature
adalah film yang menceritakan kisah fiksi (khayalan) atau kisah nyata namun
diperankan oleh seorang aktor. Kedua sosok dari laki-laki dan perempuan
ditempatkan pada tengah layout sebagai tanda point of interest yang menunjukan
tokoh utama pada film Dilan 1990. Ilustrasi terdiri dari sosok laki-laki
berseragam SMA yang sedang mengendarai sebuah motor dengan posisi berhenti dan
salah satu kakinya menapaki tanah yang merupakan pengambaran tokoh Dilan. Sosok
permpuan pada di sebelah kiri mengenakan tas seragam SMA dan jaket berwarna
merah yang sedang berjalan merupakan pengambaran tokoh Milea yang. Kostum dan
properti yang digunakan tokoh utama mempresentasikan latar film terjadi pada
masa SMA yang terjadi dimasa lampau yaitu tahun 1990. Adegan menggambarkan
situasi kedua tokoh sedang terdiam, saling berhadapan dan saling menatap.
Ditunjukan melalui ekspresi pada tokoh Dilan yang seakan sedang menyapa tokoh
Milea merepresentasikan pertemuan pertama tokoh utama dalam film yang
digambarkan dalam ilustrasi tersebut.Selain terdapat unsur tokoh juga terdapat
subheadline “Dilan dan Milea di Bandung, September 1990” dengan menggunakan
jenis script. Font script atau handwriting adalah jenis font yang terlihat
natural dan elegan. Salah satu ciri yang mencolok dari font script atau handwriting
ini adalah seperti tulisan tangan dan kaligrafi sehingga menimbulkan kesan
pribadi yang akrab. Dengan demikian makna dari subheadline ini adalah cerita
tentang kedekatan Dilan dan Milea yang terjadi di Bandung pada September tahun
1990.
·
Background
Pada bagian latar belakang poster berupa penggambaran sebuah jalan dengan perspektif yang semakin menjauh ditandai dengan penggambaran jalan yang semakin memudar yang diakhiri oleh cahaya keemasan. Merepresentasikan alur cerita yang belum bisa ditebak dan menggiring penonton untuk bertanya-tanya bagaimanakah akhir dari cerita pada film tersebut. Suasana poster secara keseluruhan menggambarkan suasana rindang dan teduh ditunjukan dengan ikon sebuah pohon besar dengan dedaunan yang rindang, situasi juga tercermin melalui bayangan dedaunan yang menaungi jalan tersebut. Unsur warna hijau muda dan hijau tua menimbulkan kesan rasa tenang, dingin, nyaman dan sedikit kesan yang menyeramkan. Penggunaan warna hangat yaitu warna kuning jingga keemasan juga digunakan sebagai representasi cuaca yang cerah yang menimbulkan kesan hangat dan misteri.
3.
Simpulan
Poster film
Dilan 1990 sebagai poster promosi, memiliki tanda-tanda semiotik yang secara
garis besar menggambarkan cerita yang akan ditayangkan dalam filmnya.
Penggunaan ilustrasi dua tokoh utama dengan properti sebuah motor tua, headline
judul, serta subheadline yang berisikan informasi seputar pemeran dan sutradara
dengan penggunaan huruf dekoratif yang khas menjadi point of interest yang
menggambarkan setting waktu film yang terjadi di tahun 1990 dan memikat
penonton untuk melihat kemudian memaknai lebih dalam yang kemudian akan
memunculkan rasa penasaran penonton. Selain dapat dikatakan bahwa manusia
merupakan animal symbolicum (makhluk simbolis) yang mencari makna dalam
hidupnya sekaligus menghasilkan tanda-tanda baru.
Komentar
Posting Komentar